Rabu, 20 Mei 2020

Belajar di tengah Pandemi

Oleh: Yudi Fatriawan, S.Pd










Berawal dari virus corona (covid-19) yang mewabah di penghujung tahun 2019 lalu yang pada akhirnya memaksa kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah ditiadakan hingga kemudian berlanjut pada kebijakan untuk merumahkan seluruh siswa dan guru.

Untuk pertama kalinya kegiatan belajar mengajar yang biasanya berlangsung dengan tatap muka berubah menjadi pembelajaran jarak jauh. Tentu banyak hal yang berubah, banyak hal yang berbeda dengan segala bentuk tantangan, kekurangan dan keterbatasan kemampuan saya  untuk melaksanakan kegiatan itu secara maksimal. Yang jelas untuk saat ini, ini adalah tantangan baru.

Kebijakan belajar dari rumah membuat  saya dan teman-teman pendidik lainnya memutar otak dan mencari solusi dengan menyusun strategi terbaik agar pembelajaran dan transfer ilmu atau pemantauan terhadap para peserta didik selama kegiatan Belajar dari Rumah (BDR) tetap dapat berlangsung. 

Sungguh luar biasa, dimana beberapa waktu yang lalu kita dihadapkan dengan euforia dari revolusi industri 4.0 dan sekarang tanpa kita sadari sepertinya kita sedang menapaki bagian dari perubahan tersebut, terutama yang berkaitan dengan penggunaan dan penerapan media-media pembelajaran yang berbasis teknologi virtual. Kita seolah-olah sedang menghadapi proses auto seleksi apakah kita masih layak menjadi pendidik di era 4.0 tersebut.

Tidak mudah memang untuk keluar dari pola lama dan bersinergi dengan perubahan yang membutuhkan ketekunan dan kerja keras. Mungkin bagi sebagian guru-guru muda yang terbiasa dan akrab dengan IT tidaklah terlalu terbebani dengan hal tersebut. Akan tetapi bagi guru-guru senior bahkan yang sudah menjelang masa pensiun, hal ini akan terasa sedikit mengganggu. Meskipun mereka tetap berupaya untuk bisa mengimbangi perubahan tersebut dengan belajar secara mandiri dan melalui pendampingan.

Di tengah  polemik tersebut LPMP NTB sebagai lembaga penjamin akan mutu dari pendidikan tidak tinggal diam. Pihak LPMP sangat paham akan kegelisahan dan kesulitan yang dihadapi oleh setiap satuan pendidikan terutama oleh kami para pendidik. Tak butuh waktu yang lama, pihak LPMP secara profesional mengatur strategi dengan membimbing dan melatih para pendidik agar tetap bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring menggunakan beragam aplikasi yang memang telah menjadi pernak pernik dari era digital saat ini. Salah satu kegiatan bimtek yang diselenggarakan dan saya ikuti adalah "Pemanfaatan Google Form dalam pengumpulan data pendidikan dan belajar jarak jauh".

Pada awalnya muncul kekhawatiran apakah pelaksanaan Bimtek daring bisa berjalan dengan baik dan para peserta dapat menerima materi dan ilmu dari narasumber dengan maksimal. Namun sekali lagi para penyelenggara dan teman-teman peserta kegiatan membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin selama kita tetap berusaha dan tekun dalam melaksanakannya. Materi-materi dari diklat ternyata tetap dapat disampaikan dengan baik melalui aplikasi tatap muka virtual meskipun masih terdapat beberapa kendala teknis yang berkaitan dengan kelancaran jaringan internet dari beberapa peserta yang memang berasal dari beragam wilayah yang tersebar di seluruh kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Barat. Namun secara keseluruhan kegiatan berlangsung dengan baik, tugas-tugas yang diberikan juga bisa kami selesaikan dengan baik dikarenakan fasilitator kegiatan tetap mendampingi dan membimbing serta menyediakan forum diskusi khusus untuk  berbagai masalah yang dihadapi oleh peserta selama kegiatan berlangsung.

Saya yakin, membuka ruang diskusi dalam bentuk kelompok virtual dengan jumlah peserta yang cukup banyak tidaklah semudah di dunia nyata. Namun dengan komitmen saling berbagi dan antusiasme belajar yang tinggi, saya dan teman-teman peserta bersama fasilitator dapat terhubung dengan baik dalam penyampaian materi atau penyelesaian masalah-masalah yg kami hadapi di saat pembuatan formulir online. 

Akhirnya dua minggu tak terasa berlalu. Tiga sesi video conference dan lima tagihan tugas telah kami selesaikan. Setelah otak diasah, kreativitas diolah dan seluruh tenaga dikerahkan untuk menyerap semua materi yang disampaikan oleh fasilitator yang sangat berpengalaman, saat itulah semua terasa indah karena terbayang jelas bagaimana ilmu tersebut kami aplikasikan agar pembelajaran jarak jauh dan pemantauan terhadap para peserta didik tetap terlaksana dengan baik ke depan. 

Sekarang saatnya menuju ke tahap implementasi. Level tahap selanjutnya dari kegiatan yang bernama belajar. karena ilmu bukan hanya pada kuantitas tetapi juga pada kualitas. Ya, kualitas dari kebermanfaatannya untuk diri saya pribadi dan orang lain. 

Terima kasih LPMP NTB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar