Senin, 13 Februari 2012

Nafas-Nafas Nafsu
Djogjakarta, 22 November 2004











Ketika kau tak tergapai oleh sadar indraku.
Alam mimpiku kan memelukmu dalam selimut-selimut tebal akan benang-benang kerinduan, dari sebuah pola tenunan jiwa.
Ketika kau tak tertangkap perasaan, kuserahkan rasa dan fikiranku pada kandungan malam, sebagai penghibaan dari rasa diri yang tersungkur dalam kubangan kesemena-menaan cinta.
Cinta yang terseok malu, malu pada rendahnya harga diri yang telah ditawarnya dengan setetes air kotor dari lapuknya lorong-lorong birahi.
Ketika nafsuku tercampur lemahnya perasaan yang kau tawarkan.
Kubiarkan seluruh ragaku melihat dan menikmati apa-apa yang tak mereka miliki dan ketahui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar